Kumpulan Artikel Islami

kumpulan artikel islami, tips-tips islami, muhasabbah, pelajari islam lebih dalam.

Langkah Tepat Memilih Jodoh

Sudahkah Anda Siap Menikah?
Dalam karir, mungkin anda telah mampu mewujudkan impian. Dalam hal jodoh, mungkin anda pun telah mendapat seorang wanita yang tulus mencintai. Bahkan, ternyata dia pun mengharap cinta yang tulus serta kemesraan yang abadi dari anda sebagaimana diharapkan. Bahkan, apa yang menjadi angan-angan dalam hidupnya, ingin segera terealisasi. Jika anda dan pasangan tidak menyadari dan melihat kembali realita yang ada pada diri masing-masing, niscaya pernikahan tidak akan dapat mewujudkan apa yang menjadi harapan, cita-cita dan impian bersama.


Barangkali anda punya obsesi dan harapan secara berlebihan tentang calon pendamping hidup. Mendapatkan seorang wanita yang cerdas, terampil, cantik dan cekatan. Ketika anda pulang dari bekerja, ia mampu menjadi pelepas lelah dan penghilang penatnya beban kerja. Lalu anda menerima berbagai macam persembahan cinta yang menggairahkan. Atau, terkadang seorang lelaki terlalu percaya dapat menemukan calon pasangan yang sabar, jujur dan amanah, serta mau mendengar dan mengikuti segala perrintah. Namun yang terjadi, setelah pernikahan, semua angan-angan, harapan, dan impian itu tidak kunjung ditemukan, bahkan sebaliknya, justru kenyataan pahit yang didapatkan.

Kondisi ekstrim yang membuat perasaan anda gundah dan gelisah bisa saja muncul paska pernikahan, sehingga perkawinan pun diliputi dengan penyesalan. Sehingga anda pun menjadi bimbang. Apakah rumah tangga diteruskan? Atau terpaksa harus menempuh jalan perceraian, dengan harapan bisa menemukan impian dan harapan pada wanita lain.

Pada hakikatnya, dengan pernikahan semata, tidak mungkin mengarahkan kita pada kebahagiaan. Karena ukuran kebahagiaan sangat ditentukan oleh masing-masing pasangan. Keberhasilan dan suksesnya mengendalikan bahtera rumah tangga, semuanya kembali kepada kesiapan anda dalam berrkoordinasi dengan pasangan saling melengkapi, dan kesiagaan dalam menghadapi problematika rumah tangga seekstrim apapun!

Sesungguhnya, kesuksesan perrnikahan anda juga sangat dipengaruhi oleh gambaran realistis terhadap konsekwensi pernikahan. Gambaran keberhasilan atau kegagalan, kebahagiaan atau kepedihan pernikahan kedua orang tua yang anda alami sejak kecil, akan mampu memberi gambaran kuat tentang pernikahan, maka, harapan atau ketakutan akan pernikahan pun terbangun. Jika anda berasal dari keluarga bahagia, maka motivasi positif akan tertanam kuat dalam benak anda. Namun, jika anda berasal dari produk pernikahan gagal/ broken home, maka sebaiknya anda jangan terlalu menggebu-gebu menikah. Anda terlebih dahulu harus merubah obsesi dan persepsi tentang pernikahan, lalu berusaha menimba pengalaman dari orang-orang yang sukses berumah tangga, kemudian belajar dari mereka yang berhasil mengatasi problema hidup. Sehingga anda pun akan optimis dan selalu berpikir positif pada setiap kasus yang akan dihadapi.

Jika menikah hanya untuk mendapatkan status, popularitas, kedudukan atau meraih posisi penting di masyarakat, atau hanya karena fanatis daerah, atau hanya untuk memenuhi kebutuhan seksual semata, ini hanyalah merupakan sikap mandul yang menghasilkan kegagalan dan kekecewaan. Aspek seksual akan dapat mendorong terwujudnya cinta. Dan cinta itu sendiri tidak akan langgeng tanpa terpenuhinya kebutuhan biologis. Namun aspek seksual semata tidaklah dapat memuaskan kita dan menghantarkan kepada kebahagiaan yang sejati. Lebih tepatnya, pemenuhan kebutuhan seksual hanya merupakan pil penenang sesaat yang bisa membawa kepada kondisi yang lebih rilek bagi batin dan pikiran.

Terlepas dari aspek seksual, motivasi yang lebih utama untuk menikah adalah mencari kepuasaan batin dan stabilitas mental. Karena kepuasaan batin dan stabilitas mental menjadi generator utama dan sarana paling menonjol untuk mewujudkan semua harapan, bahkan sebagai pendorong utama melangkah ke jenjang pernikahan. Di samping itu, faktor ibadah juga merupakan niat dasar yang tidak boleh dilupakan.
Sesungguhnya, obsesi dan pandangan yang salah, serta landasan yang labil akan membuat pernikahan tidak bertahan lama. Karena sang suami tidak mungkin bisa merubah isterinya menjadi sosok lain, dan begitu pula isteri, tidak akan bisa membuat suaminya menjadi orang lain.

Suami yang menggantungkan ketenangan dan kepercayaan dirinya pada isterinya, maka akan merasa lemah tatkala cinta sang isteri memudar atau tatkala kepercayaannya kepadanya berkurang. Maka pada saat itu ia akan hancur atau berusaha mencari ketenangan dan kepercayaan dari sumber lain.
Begitu pula perempuan. Tidak boleh menikah dengan lelaki karena ingin memperbaiki watak, perilaku dan tabiat lelaki. Karena bagaimanapun seseorang telah terbiasa dengan tabiat dan watak dasarnya. Bahkan keaslian jati dirinya tidak gampang hilang dan akan segera muncul ke permukaan kapan saja.

Langkah Awal Menentukan Pilihan
Maka, bagi anda wahai calon suami. Sebelum melenggang pada pelaminan pernikahan, hendaknya memperhatikan beberapa nasehat berikut ini:
  1. Jika anda menginginkan sesuatu, maka hendaklah anda istikharah dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memilihkan apa yang terbaik bagi anda. Terdapat teladan dalam diri Rasulullah sholallahu ‘alahi wassalam, bagaimana beliau ber istikharah dan beliau telah menasehatkan hal itu kepada para shahabatnya. Istikharah tidak hanya untuk menikah yang memang memiliki nilai kebaikan, bahkan istikharah bisa untuk semua perkara kebaikan, diantaranya ketika ingin memilih calon pasangan baik suami atau isteri. Apa yang akan diperbuat dan langkah apa yang akan ditempuh, maka sebaiknya minta kepastian melalui shalat istikharah.
  2. Meminta pendapat dan pengarahan dari orang yang dikenal kelimuan dan amanahnya, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: dalam surat Ali Imran : 159, yang artinya: “…dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah…”. Meminta pendapat dan pengarahan kepada orang lain bukanlah suatu aib atau menjatuhkan harga diri dan martabat, bahkan akan terbuka jalan keluar dan perkara-perkara yang tidak diketahui. Dan ini adalah ciri khas para ulama, dengan inilah mereka menjadi terkenal dengan pendapatnya. Ahli hikmah berkata: “Jika Allah menginginkan kebinasaan buat seorang hamba, Ia akan membinasakannya dengan pendapatnya” dikatakan pula, “Memegang teguh musyawarah berarti kesuksesan”. Dikatakan pula, “Jika anda meminta pendapat seseorang berarti anda telah ikut serta dalam otak mereka”. Hendaklah anda selalu menjadikan musyawarah dan istikharah sebagai bagian hidupmu agar rencanamu tercapai dengan ijin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah dan tidak akan sia-sia orang yang beristikharah. “Dikatakan: “Tidak akan sia-sia orang yang beristikharah kepada penciptanya dan bermusyawarah dengan Mahluk-Nya”.
  3. Jangan melupakan aspek doa, karena doa merupakan sarana terbaik yang selalu harus berdampinngan dengan istikharah dan musyawarah. Usahakan selalu mengulangi dalam berdoa, karena doa adalah ibadah yang paling agung. Ini berdasarkan sabda Rasulullah sholallahu ‘alahi wassalam : “Doa adalah ibadah”
Adapun waktu yang baik untuk berdoa dan waktu mustajab dalam berdoa sangat banyak, diantaranya:
  • Pertengahan malam bagian akhir dan waktu sahur
  • Akhir-akhir shalat fardhu
  • Diantara adzan dan iqamah
  • Ketika turun hujan
  • Akhir waktu sholat ashar pada hari jumat sebelum terbenam matahari
  • Ketika sujud dalam shalat
  • Setelah tasyahud akhir
  • Bulan ramadhan dan lailatul qadar
Dikutip dari buku Romantika Kawin Muda karya Al Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin, Penerbit; Pustaka Imam Abu Hanifah
***
Artikel Islam e-Salim.com

0 komentar:

Posting Komentar